Header Ads

test

Rumus Kebahagiaan


Apa yang manusia cari dalam hidup ini normalnya? Apakah harta? Tahta? Atau Wanita? Ya dari dulu 3 hal ini memang menjadi sumber petaka bagi manusia khususnya seorang pria. Namun jamaah sejatinya muara ketiganya adalah asumsi dari ketiganya adalah kebahagiaaan. Ya sejatinya manusia itu mencari kebahagiaan. Ada orang yang suka minum khamr atau narkoba karena dengan memimum khamr masalahnya jadi hilang (merasa bahagia), ada yang jadi artis, selebgram, youtuber agar dikenal karena menganggap dengan terkenal akan membuatnya bahagia. Ada orang mengupulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa mengindahkan darimananya, entah dengan korupsi, mendzolimi orang, menerima suap demi asumsi bahwa kaya raya itulah kebahagiaan. 

Jamaah rahimahumulloh 

Lantas apakah itu salah? Inilah yang coba kita bahas pada khutbah kali ini. Jika kita menempuh atau mencari jalan kebahagiaan dengan harta, jabatan, atau ketenaran kita perlu belajar dari sejarah atau orang-orang disekitar kita. Jika kita menganggap kebahagiaan dari banyaknya harta tentu tidak ada orang kaya / milyader yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Jika kita menganggap jabatan itu sebagai sebuah kemuliaan tentu Firaun orang yang paling berbahagia , namun tidak demikian kan jamaah. Firaun justru dihinakan pada akhirnya. Atau jika kita menganggap ketenaran, popularitas sebagai sebuah kebahagiaan tentu Marlynmonrou itu tidak meregang nyawa dengan obat-obatan ditangannya,  Kurt Cobain Vokalis Band Terkenal atau Robbin Williams yang mengakhiri diri dari ganung diri, mereka tidak hanya terkenal di Facebook, twitter, isntagram apalagi tiktok, namun levenya sudah level dunia namun mereka mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, tanda mereka tidak bahagia.

Jamaah rahimahumulloh 

Maka cara-cara yang ditepuh untuk memperolah kebahagiaan ini akan terus ada yang mengikutinya maka tidak heran jika ada orang yang menghabiskan uangnya dengan berkeliling dunia, berpetualang, mengoperasi, mentatto tubuhnya agar mirip hewan, agar menyerupai artis demi mendapat pujian atau ketenaran yang muaranya kebahagiaan. Atau banyak di sekitar kita yang menganggap dengan minum khamr, berzina dengan bergonta-ganti pasangan, narkoba dan terus menumpuk harta dengan cara-cara yang haram namun yakinlah bahwa hal itu tidak dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan yang hakiki, hakikatnya semua itu adalah kebahagiaan yang semu.

Jamaah yang berbahagia

Lantas bagaimana caranya agar kita dapat mendapatkan kebahagiaan yang sejati? Jawabnya ada pada ajaran agama kita. Tidak usah jauh-jauh rumus kebahagiaan sudah ada dalam al quran dan langsung dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad. Dan kita tidak perlu ragu akan hal itu. Dzalikal kitabulah 

roibafih.  Al Quran itu kitab yang langsung bersal dari Allah dari Tuhan semesta alam maka pasti apa yang dikatan benar adanya, atau apa yang di ajarkan, dirumuskan berkorelasi sebuah kepastian. Termasuk dalam bagaimana mendapatkan kebahagiaan.

Lantas bagaimana rumus mendapatkan kebahagiaan?

1. Kebahagiaan itu letaknya dihati

Maka kebahagiaan itu adalah keterampilan kita kita mengolah hati (memenej hati). Contoh kasus ada dua si “A” dan si “B” punya tatangga yang sama yang baru membeli mobil. Sementara si “A” dia tetap merasa gembira walaupun ia hanya punya sebuah sepeda, namun si “B” jadi susah karena walaupun si “B” punya motor. Kok bisa demikian? Jawabnya adalah keterampilannya mengelola hati. Kebahagian itu milik semua orang tidak memandang kaya atau miskin, rupawan atau jelek, wanita atau pria,  terkenal atau tidak, punya jabatan atau tidak. Karena bukan disitu tempatnya kebahagiaan namun kebahagiaan letaknya di hati. Maka islam sudah mengajarkan bagaimana mengelola hati agar senantiasa bahagia yaitu dengan cara : Bersyukur.

Ronda Bryne seorang penulis buku dari barat membuat buku berjudul the magic harganya sekitar 100 ada lebih dari 208 lembar. Apa isinya? Semuanya tentang syukur bagaimana syukur membuat kita lebih bahagia, bagaimana syukur dapat menarik kebaiakan-kebaikan yang lain. Orang barat baru menemukan di akhir abad ini namun, Islam sudah mengajarkan umatnya untuk mempraktikan rumus luar biasa ini 14 abad silam.

" La in syakartum la azidannakum wala in kafartum inna adzabi lasyadid." Ibrahim:7

" Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih."


Namun tentu untuk dapat mengelola hati agar senantiasa bersyukur adalah sebuah proses yang tentu memerlukan perjuangan, maka saya mengajak marilah kita belajar terus menerus untuk senantiasa bersyukur. 

Kita bisa belajar tentang sykur kepada Nabi Ayyub bagaimana dalam kondisi yang sedemikian beliau masih mampu bersyukur.


Penyakit yang dideritannya ini hampir saja menghabisi daging tubuh Nabi Ayyub. Dengan kondisi yang semakin parah, istrinya memohon kepada Nabi Ayyub agar berdoa kepada Allah SWT supaya disembuhkan penyakitnya. Namun Nabi Ayyub menjawab dengan perkataan yang menggetarkan hati, “Istriku, berapa lama kita bahagia dan berapa lama aku sakit? Rasanya aku malu meminta kepada Allah untuk disembuhkan padahal kenikmatanku lebih banyak daripada sakitku.”


Maka jamaah setidaknya jika menurut kita kita dalam kondisi yang paling menderita, susah, nestapa maka setidaknya kita masih dapat bersyukur dengan kesehatan, iman dan kesempatan.

Dengan lisan, hati dan tindakana.

2. Kebahagiaan hakiki adalah kehidupan setelah mati

Islam itu agama yang mengajarkan kepada pengikutnya agar menempatkan kebahagian akhirat lebih utama dibanding kebahagiaan dunia.

ÙˆَÙ…َا Ù‡َØ°ِÙ‡ِ الْØ­َÙŠَاةُ الدُّÙ†ْÙŠَا Ø¥ِÙ„َّا Ù„َÙ‡ْÙˆٌ ÙˆَÙ„َعِبٌ ÙˆَØ¥ِÙ†َّ الدَّارَ الْØ¢َØ®ِرَØ©َ Ù„َÙ‡ِÙŠَ الْØ­َÙŠَÙˆَانُ Ù„َÙˆْ Ùƒَانُوا ÙŠَعْÙ„َÙ…ُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al-Ankabut 64)

Maka seyogyanya kita harus mengupayakan kebahagian akhirat di atas kebahagian dunia. 

Baginda telah mengajarkan kepada kita ketika sahabat Umar menangis melihat orang yang paling mulia yang sangat ia cintai tidur hanya beralaskan pelepah kurma hingga ada bekas dibadanya ketika ditanya maka apa jawab Rosul.


Sayyidina Umar bin Khattab menangis saat meilhat Rasulullah tidur di atas tempat tidur yang seperti itu. Ketika melihat tangisan Sayyidina Umar, Rasulullah pun bertanya: “Mengapa engkau menangis, Wahai Umar?”.

Sayyidina Umar pun menjawab: “Saya teringat Kisra (raja Persia) dan Kaisar (raja Romawi). Anda adalah Nabi Allah, tidur di tempat seperti itu. Sementara mereka tidur di atas ranjang-ranjang emas, dan pakaian mereka adalah kain-kain sutera yang bagus,”.

Mendengar hal ini, Rasulullah SAW kemudian berkata: “Wahai Umar, apakah kamu tidak rela jika mereka hanya memperoleh hal itu di dunia saja, sementara nanti akhirat hanya akan menjadi milik kita?”.

Maka sebagai seorang muslim rumus mencari kebahagiaan adalah dengan menjadikan akhirat sebagai kebahagiaan yang utama. 


3. Kedekatan dengan Rabb Semesta Alam itulah kebahagiaan

Masalah pasti lekat dalam kehidupan manusia, ya memang itulah hidup kata Kyai Zainudin MZ jika mau hidup tanpa masalah ya gak usah hidup. Apalagi dizaman sekarang banyak masalah yang sebenarnya bukan masalah yaitu dengan adanya media sosial, karena kita seringkali sibuk membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, jadinya masalah. Intinya masalah itu akan membuat kebanyakan dari kita menjadi tidak bahagia. Namun Rosul mengajarkan bagaimana kebahagian itu bisa direngkuh dengan kedekatan kita kepada Rabb kita sebagaimana mana Nabi menjadikan shalat dan sabar sebagai penolongnya.


      Ùˆَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ ÙˆَالصَّلاَØ©ِ ÙˆَØ¥ِÙ†َّÙ‡َا Ù„َÙƒَبِيرَØ©ٌ Ø¥ِلاَّ عَÙ„َÙ‰ الْØ®َاشِعِينَ

    Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu

        sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ Al Baqoroh:45


Serta hadist riwayat Ahmad dan Abu Dawud

Ùƒَانَ النَّبِÙŠُّ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ø¥ِØ°َا Ø­َزَبَÙ‡ُ Ø£َÙ…ْرٌ صَÙ„َّÙ‰

Bila kedatangan masalah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan shalat


Allah juga berfirman orang yang bahagia itu yang mengingat Allah atau hatinya dekat dengan Allah.

 Dalam  Surat Ar-Ra’d Ayat 28:

الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا ÙˆَتَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ Ù‚ُÙ„ُوبُÙ‡ُÙ…ْ بِØ°ِÙƒْرِ اللَّÙ‡ِ ۗ Ø£َÙ„َا بِØ°ِÙƒْرِ اللَّÙ‡ِ تَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ الْÙ‚ُÙ„ُوبُ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram


No comments

Trimakasih Sudah Berkenan Berkomentar