Jangan Ajarkan Toleransi
Sobat Muda Rahimahumuloh
lama sekali admin tidak nulis artikel di website ini, biasa masalah klasik
Sobat hehehe. Sobat Muda dalam 2 bulan terakhir di negara tercinta kita Indonesia ada peristiwa
yang cukup menyita stabilitas Nasional
yaitu peristiwa penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama atau yang akrab dipanggil Ahok. Kejadian yang memang
benar-benar menyinggung umat Islam yang berkenaan dengan QS. Al Maidah
ayat 51.
Ucapan Pak Ahok
mengundang reaksi keras dari umat Islam, puncaknya Aksi Damai 411 dan 212 yang
dihadiri oleh jutaan Umat Islam dari seluruh Indonesia datang ke Jakarta
menuntut pemerintah agar segera memenjarakan
Ahok . Aksi ini menjadi moment indah karena Damainya dan membangkitkan
kesadaran umat Islam untuk bersatu. Tidak heran jika Aksi Damai 411 dan 212
menjadi viral Nasional dan dunia.
Namun yang menarik bahwa
ada pihak-pihak yang menanggapi fenomena
Aksi ini dengan aksi Intoleransi, anti kebhinekaan, mereka mencap bahwa Aksi
Damai yang dikawal oleh para Ulama dan kaum muslimin dapat memecahbelah Bangsa Indoesia. Tuduhan makar, radikal dan garis keras disematkan kepada kaum Muslimin yang ikut turun ke jalan dalam aksi tersebut. Mereka menitipkan pesan agar Bangsa Indonesia itu lebih toleransi terhadap perbedaan yang ada, yang sebenarnya pesan itu ditunjukkan kepada peserta Aksi damai pada khususnya dan kaum Muslimin pada umumnya.
Tuduhan-tuduhan ini jelas tidak benar dan keliru, Aksi damai 411 dan 212 yang dihadiri oleh jutaan umat Islam dari Sabang sampai Merauke adalah upaya menuntut keadilan di dalam hukum. Karena ada indikasi bahwa hukum di Indonesia itu tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Ketika hal ini menyangkut kepentingan korupsi atau skandal pribadi masyarakat khususnya kaum Muslim masih bisa bersabar, tetapi persoalan ini sudah menyangkut agama, kehormatan umat Islam maka jika hukum tidak bisa tegak atau terkesan lambat, hal ini tidak bisa ditolelir lagi.
Masalah Aksi menuntut keadilan jangan dikaitkan dengan intoleransi, tidak usah kaum Muslimin diajari toleransi, karena kaum Muslimin sudah katam, sudah tuntas dan sudah terbukti sangat toleran terhadap segala perbedaan. Ini sudah terbukti dari dulu, tidak usah jauh-jauh negara Indonesia adalah buktinya. Dimana 80% dari dari penduduknya beragama Islam selama ini hidup damai, rukun dan tentram. Tidak ada ceritanya orang non Islam di Indonesia dibunuh dibantai karena sentimen agama.
Jika umat Islam itu radikal dan intoleran pasti sudah tidak ada lagi agama Kristen, Hindu dan Budha di bumi Indonesia ini. Ketika umat Islam menjadi mayoritas pasti agama lain hidup aman didalamnya. Hal yang berkebalikan justru ketika Kaum Muslimin menjadi minoritas yang ada kebanyakan teraniaya. Peristiwa Genocide (pembasmian etnis) umat Islam di Spanyol dan Serbia Herzogofina adalah sedikit contoh ketidakadilan bagi kaum Muslimin belum lagi perang Palestina, Chesnya (Rusia), Khasmir (India), Moro (Filiphina), Rohingnya (Myanmar) yang semuanya yang semuanya adalah tindakan intoleran terhadap Umat Islam. Belum lagi pelecehanan tindakan diskriminatif individu terhadap kaum Muslimah hanya karena hijabnya dan banyak lagi lainnya.
Singkatnya Umat Islam sungguh sangat toleran, toleran dalam perkara duniawi, tetapi jika dalam masalah agama tidak ada toleransi "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku" jadi tidak usah ajari kami toleransi.
Tuduhan-tuduhan ini jelas tidak benar dan keliru, Aksi damai 411 dan 212 yang dihadiri oleh jutaan umat Islam dari Sabang sampai Merauke adalah upaya menuntut keadilan di dalam hukum. Karena ada indikasi bahwa hukum di Indonesia itu tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Ketika hal ini menyangkut kepentingan korupsi atau skandal pribadi masyarakat khususnya kaum Muslim masih bisa bersabar, tetapi persoalan ini sudah menyangkut agama, kehormatan umat Islam maka jika hukum tidak bisa tegak atau terkesan lambat, hal ini tidak bisa ditolelir lagi.
Masalah Aksi menuntut keadilan jangan dikaitkan dengan intoleransi, tidak usah kaum Muslimin diajari toleransi, karena kaum Muslimin sudah katam, sudah tuntas dan sudah terbukti sangat toleran terhadap segala perbedaan. Ini sudah terbukti dari dulu, tidak usah jauh-jauh negara Indonesia adalah buktinya. Dimana 80% dari dari penduduknya beragama Islam selama ini hidup damai, rukun dan tentram. Tidak ada ceritanya orang non Islam di Indonesia dibunuh dibantai karena sentimen agama.
Jika umat Islam itu radikal dan intoleran pasti sudah tidak ada lagi agama Kristen, Hindu dan Budha di bumi Indonesia ini. Ketika umat Islam menjadi mayoritas pasti agama lain hidup aman didalamnya. Hal yang berkebalikan justru ketika Kaum Muslimin menjadi minoritas yang ada kebanyakan teraniaya. Peristiwa Genocide (pembasmian etnis) umat Islam di Spanyol dan Serbia Herzogofina adalah sedikit contoh ketidakadilan bagi kaum Muslimin belum lagi perang Palestina, Chesnya (Rusia), Khasmir (India), Moro (Filiphina), Rohingnya (Myanmar) yang semuanya yang semuanya adalah tindakan intoleran terhadap Umat Islam. Belum lagi pelecehanan tindakan diskriminatif individu terhadap kaum Muslimah hanya karena hijabnya dan banyak lagi lainnya.
Singkatnya Umat Islam sungguh sangat toleran, toleran dalam perkara duniawi, tetapi jika dalam masalah agama tidak ada toleransi "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku" jadi tidak usah ajari kami toleransi.
Post a Comment