ippm-baiturrohim.blogspot.com ~ Sobat muda yang berbahagia, Alkhamdulillah akhirnya saya kembali bisa menulis sebuah artikel di blog ini. Sedikit mengigatkan, mari sobat senantiasa kita meningkatkan ketaatan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan berusaha untuk meninggalkan segala bentuk kemaksiatan karena hanya dengan itu kita menyiapkan bekal menghadapi hari pembalasan.
Sobat muda pada artikel kali ini, saya akan menulis sebuah renungan, untuk mengigatkan diri sendiri dan sobat muda sekalian. Sobat muda juga silahkan juga baca artikel menarik lainya, mudah-mudahan artikel yang saya tulis memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Hakikat Kehidupan
Generasi muda adalah masa saat manusia dalam keadaan top performance baik fisik maupun pola fikir. Maka tidak mengherankan jika saat ini manusia cenderung tertarik dengan berbagai hal dan ingin mencoba segala sesuatu, tidak terkecuali pemuda Islam.
Sebagai pemuda muslim kita tentu harus berbeda dari kebanyakan pemuda pada umumya. Sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad Solallohu Alaihi Wasalam sewaktu beliau masih muda beliau tidak menggunakan masa mudanya untuk bermain dan bersenang-senang, tetapi beliau menggunakan masa mudanya untuk melakukan hal yang bermanfaat sembari merenung mencari makna kehidupan. Mungkin kita tidak bisa sepenuhnya meniru beliau tetapi setidaknya berusaha sobat.
Islam memberikan rambu-rambu sering mengingatkan tentang hakikat kehidupan sebagaimana
Firman-Nya : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64) di ayat yang lain Allah berfirman “
“ Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” (adz-Dzariyat: 56).
Sikap Pemuda Kebanyakan
Sobat sekalian kita sudah mengetahui akan hakikat kehidupan dunia ini. Akan tetapi, coba sobat sekalian saksikan keadaan pemuda muslim zaman sekarang?
Akhir Sebuah Perjalanan
Saudaraku maka marilah kita renungkan perbuatan yang kita lakukan, apakah kita akan terus menerus dalam kemaksiataan. Tidak mau memikirkan kehidupan keabadiaan. Bayangkan saudaraku tentang perbandingan dunia dan akhirat dalam sebuah hadist
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا الدُّنْيَا فِي اْلآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim no. 7126).
Sungguh saudaraku kita senantiasa dalam penantian menuju akhir perjalanan. Apa itu? Itulah yang disebut dengan kematian.“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian”. (Surat Ali `Imran: 185).
Saudaraku sungguh kematian tidak memandang siapapun dan kematian dapat datang sewaktu-waktu tanpa mau menunggu. Mari kita fikirkan saat kematian datang apa yang sedang kita lakukan? Apakah kita mau sekiranya malaikat maut datang menjemput kita dalam keadaan berbuat maksiat? Apakah kita sudah siap?
Sejauh apapun kita melangkah dan apapun yang kita lakukan pada akhirnya kita akan menemui kematian akhir sebuah perjalanan kehidupan.
Wallohu’alam.
Sobat muda pada artikel kali ini, saya akan menulis sebuah renungan, untuk mengigatkan diri sendiri dan sobat muda sekalian. Sobat muda juga silahkan juga baca artikel menarik lainya, mudah-mudahan artikel yang saya tulis memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Hakikat Kehidupan
Generasi muda adalah masa saat manusia dalam keadaan top performance baik fisik maupun pola fikir. Maka tidak mengherankan jika saat ini manusia cenderung tertarik dengan berbagai hal dan ingin mencoba segala sesuatu, tidak terkecuali pemuda Islam.
Sebagai pemuda muslim kita tentu harus berbeda dari kebanyakan pemuda pada umumya. Sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad Solallohu Alaihi Wasalam sewaktu beliau masih muda beliau tidak menggunakan masa mudanya untuk bermain dan bersenang-senang, tetapi beliau menggunakan masa mudanya untuk melakukan hal yang bermanfaat sembari merenung mencari makna kehidupan. Mungkin kita tidak bisa sepenuhnya meniru beliau tetapi setidaknya berusaha sobat.
Islam memberikan rambu-rambu sering mengingatkan tentang hakikat kehidupan sebagaimana
Firman-Nya : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64) di ayat yang lain Allah berfirman “
… Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” [Qs Al-Mukmin: 39]Dari ayat di atas kita sebenarnya sudah bisa menangkap bahwa hakikat kehidupan dunia ini adalah sementara dan akhirat nanti adalah negeri sebenarnya, negeri yang kekal. Terus untuk apa kita hidup dandiciptakan? Tidak lain adalah untuk beribadah, mengumpulkan amal untuk perjalanan panjang menuju akhirat. Sebagaimana firmannya
“ Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” (adz-Dzariyat: 56).
Sikap Pemuda Kebanyakan
Sobat sekalian kita sudah mengetahui akan hakikat kehidupan dunia ini. Akan tetapi, coba sobat sekalian saksikan keadaan pemuda muslim zaman sekarang?
Kebanyakan pemuda Islam sekarang meninggalkan agamanya dan cenderung dalam kemaksiatan. Kita jahil terhadap ilmu dan lebih memperturutkan hawa nafsu.Cobalah perhatikan! Pacaran sebagai gerbang perzinaan seakan sudah menjadi hal yang lazim, akibatnya perzinaan dikalangan remaja bukan lagi menjadi hal yang tabu dilakukan. Aurat muslimah yang menjadi kebanggaan sekarang sudah menjadi barang murahan bahkan kesuciaan sebagai puncak kehormatan sekarang menjadi mahkota yang mudah didapatkan. Musik menjadi menu harian wajib menggantikan tolabul Ilmi (mencari ilmu) dan membaca Al Quran. Merokok, minuman keras dan narkoba malah menjadi sesuatu yang dibanggakan. Kekerasaan dan tawuran seakan menjadi lambang kejantanan. Belum lagi untuk masalah shalat dan ibadah teramat mudah diabaikan remaja Islam sekarang.
Akhir Sebuah Perjalanan
Saudaraku maka marilah kita renungkan perbuatan yang kita lakukan, apakah kita akan terus menerus dalam kemaksiataan. Tidak mau memikirkan kehidupan keabadiaan. Bayangkan saudaraku tentang perbandingan dunia dan akhirat dalam sebuah hadist
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا الدُّنْيَا فِي اْلآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim no. 7126).
Sungguh saudaraku kita senantiasa dalam penantian menuju akhir perjalanan. Apa itu? Itulah yang disebut dengan kematian.“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian”. (Surat Ali `Imran: 185).
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kalian lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan”. (Surat Al Jumu`ah: 8).Sobat muda mungkin kita banyak berbuat maksiat karena kita jarang mengingat kematian "Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (maut)," (HR. At-Tirmidzi, hasan menurutnya).
Saudaraku sungguh kematian tidak memandang siapapun dan kematian dapat datang sewaktu-waktu tanpa mau menunggu. Mari kita fikirkan saat kematian datang apa yang sedang kita lakukan? Apakah kita mau sekiranya malaikat maut datang menjemput kita dalam keadaan berbuat maksiat? Apakah kita sudah siap?
Sejauh apapun kita melangkah dan apapun yang kita lakukan pada akhirnya kita akan menemui kematian akhir sebuah perjalanan kehidupan.
Wallohu’alam.
Post a Comment