Iri Itu Boleh
IPPM Baiturrohim.blogspot.com~Jika kita mendengar sifat iri pasti indentik dengan sifat buruk. Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau keberuntungan. Sifat iri memang sering melanda kita apalagi seusia Sobat Muda. Ada teman sukses kita malah susah, ada teman beruntung kitanya malah mutung (marah) hehehe... Ok mungkin lain kali saya akan angkat artikel bagaimana cara mengatasi rasa iri ya.
Tapi Soda cie...apa itu itu Soda maksud saya Sobat Muda...keren juga ya...OK kembali ke tema. Akan tetapi Soda, tidak selamanya iri itu buruk loh. Ternyata Nabi kita juga memperbolehkan Iri. Coba Soda baca hadist di bawah ini. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ، فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ، فَقَالَ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الحَقِّ، فَقَالَ رَجُلٌ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ
“Tidak ada (sifat) iri (yang terpuji) kecuali pada dua orang: seorang yang dipahamkan oleh Allah tentang al-Qur-an kemudian dia membacanya di waktu malam dan siang hari, lalu salah seorang tetangganya mendengarkan (bacaan al-Qur-an)nya dan berkata: “Duhai kiranya aku diberi (pemahaman al-Qur-an) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan seperti (membaca al-Qur-an) seperti yang diamalkannya. Dan seorang yang dilimpahkan oleh Allah baginya harta (yang berlimpah) kemudian dia membelanjakannya di (jalan) yang benar, lalu ada orang lain yang berkata: “Duhai kiranya aku diberi (kelebihan harta) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan (bersedekah di jalan Allah) seperti yang diamalkannya” (HR. Al-Bukhari).
Itu kan ternyata Iri Itu Boleh yaitu kepada:
1. Orang yang dipahamkan Al Quran kemudian mengamalkannya
2. Orang yang memiliki harta kemudian membelanjakan hartanya di Jalan Allah
Sobat Muda dari hadist diatas kita bisa menyimpulkan :
1. Kita boleh iri kepada seseorang jika dikaitkan dengan ibadah
Maksudnya kita boleh iri kepada orang sukses (prestasi, harta, ilmu dll) jika itu dimanfaatkan untuk ibadah. Jadi misal bukan iri kepada hartanya tetapi kepada harta yang diinfakan, begitupun untuk yang lain.
2. Kita boleh iri manakala untuk memotivasi kita berbuat yang baik
Artinya dengan iri itu menambah semangat kita untuk bersaing, berkompetisi dalam hal kebaikan. Jadi bukan sekedar iri yang bisa berpotensi menjadi dengki, tetapi iri yang menyemangati. Silahkan baca Artikel Pengembangan Diri yang insyalloh bermanfaat.
Sekian. Wallohu’alam bi sowab.
Tapi Soda cie...apa itu itu Soda maksud saya Sobat Muda...keren juga ya...OK kembali ke tema. Akan tetapi Soda, tidak selamanya iri itu buruk loh. Ternyata Nabi kita juga memperbolehkan Iri. Coba Soda baca hadist di bawah ini. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ، فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ، فَقَالَ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الحَقِّ، فَقَالَ رَجُلٌ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ
“Tidak ada (sifat) iri (yang terpuji) kecuali pada dua orang: seorang yang dipahamkan oleh Allah tentang al-Qur-an kemudian dia membacanya di waktu malam dan siang hari, lalu salah seorang tetangganya mendengarkan (bacaan al-Qur-an)nya dan berkata: “Duhai kiranya aku diberi (pemahaman al-Qur-an) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan seperti (membaca al-Qur-an) seperti yang diamalkannya. Dan seorang yang dilimpahkan oleh Allah baginya harta (yang berlimpah) kemudian dia membelanjakannya di (jalan) yang benar, lalu ada orang lain yang berkata: “Duhai kiranya aku diberi (kelebihan harta) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan (bersedekah di jalan Allah) seperti yang diamalkannya” (HR. Al-Bukhari).
Itu kan ternyata Iri Itu Boleh yaitu kepada:
1. Orang yang dipahamkan Al Quran kemudian mengamalkannya
2. Orang yang memiliki harta kemudian membelanjakan hartanya di Jalan Allah
Sobat Muda dari hadist diatas kita bisa menyimpulkan :
1. Kita boleh iri kepada seseorang jika dikaitkan dengan ibadah
Maksudnya kita boleh iri kepada orang sukses (prestasi, harta, ilmu dll) jika itu dimanfaatkan untuk ibadah. Jadi misal bukan iri kepada hartanya tetapi kepada harta yang diinfakan, begitupun untuk yang lain.
2. Kita boleh iri manakala untuk memotivasi kita berbuat yang baik
Artinya dengan iri itu menambah semangat kita untuk bersaing, berkompetisi dalam hal kebaikan. Jadi bukan sekedar iri yang bisa berpotensi menjadi dengki, tetapi iri yang menyemangati. Silahkan baca Artikel Pengembangan Diri yang insyalloh bermanfaat.
Sekian. Wallohu’alam bi sowab.
Nice post
ReplyDeletedapet bgt poin yang no.1
irrrriiiiiiiii bgt...
Iya Mba Renni...siiip seakali :)
ReplyDelete