Puasa Sunnah Sepanjang Masa
Salam hangat Sobat muda. Mudah-mudahan kita semua selalu dari lidunga-Nya. Sobat muda Rosululloh Solallohu Alaihi Wasalam pernah mengkabarkan bahwa ada seorang yang kulitnya hitam legam akan tetapi bunyi terompahnya (sandal) sudah terdengar di Syurga. Siapa Dia? Iya Bilal bin Rabbah namanya. Beliau Rodiallohu Anhum adalah mantan budak yang dimerdekakan oleh Sahabat Abu Bakar Rodiallohu Anhum. Sebuah pertanyaan besar dari sahabat Bilal adalah sebenarnya amalan apa yang membuat suara terompahnya terdengar di Syurga. Ternyata amalan Beliau itu sederhana yaitu meladzimi menjaga wudhu dan melakukan shalat dua rakaat sesudah wudhu.
Hal yang bisa kita ambil dari kisah sahabat Bilal adalah istiqomahnya dalam beramal. Setiap Muslim idealnya memang punya amalan andalan. Silahkan kepada Sobat muda untuk memilih amalan apa yang kelak menjadi andalan kita ketika nertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Salah satu alternatif pilihan amalan ingin saya bagikan kepada Sobat muda adalah amalan Puasa Sunnah. Orang yang ahli puasa kelak akan masuk pintu Syurga Arroyan, pintu kesegaran. Pintu yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Tertarikah Sobat muda? Mari kita pelajarai apa saja macam Puasa Sunnah Sepanjang Masa.
1. Puasa Senin-Kamis
Puasa ini yang selalu di lazimkan oleh Nabi Muhammad Solallohu Alaihi wasalam selama hidupnya. Beliau paling sering menjalankan puasa Senin Kamis ini. Sehingga puasa Senin Kamis identik dengan puasanya Nabi Muhammad. Adapaun dalil dari puasa Senin Kamis adalah berikut ini.
Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam bersabda: “Semua amal akan ditunjukkan (pada Allah) pada ahari Senin dan Kamis, maka aku suka jika saat amalku ditunjukkan, aku dalam kondisi Shaum.” ( Hadits Hasan riwayat at Tirmidzi) Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi disebutkan bahwa arti ditunjukkan adalah ditunjukkan kepada Allah.
2. Puasa Daud
Suatu saat ada sahabat yang mengutarakan keinginannya untuk selalu berpuasa tanpa ada jeda, terus menerus atau diistilahkan puasa Wishal. Namun hal itu dilarang oleh Nabi Solalallohu Alaihi Wasalam, beliau menyampaikan puasa yang paling dekat jarak adalah puasa Daud yaitu sehari puasa, sehari tidak dan begitu seterusnya.
Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam bersabda “Shalat yang paling disukai Allah adalah shalat Dawud dan shaum yang paling disukai Allah adalah shaum Dawud. Ia tidur setengah malam dan bangun pada sepertiganya dan tidur lagi pada seperenamnya, ia berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (Mutafaq’alaih)
3. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, puasa sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Mengenai keutamaan puasa Arafah Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam bersabda: “Shaum pada hari Arafah akan menghapus dosa 2 tahun, tahun lalu dan tahun yang akan datang.” (H.R Muslim). Akan tetapi diperbolehkan juga sebelum tanggal 9 Dzulhijjah untuk berpuasa yaitu tanggal 8 Dzulhijjah (puasa Tarwiyah) bahkan di awal-awal bulan Dzulhijjah.
4. Puasa Syawal (6 hari)
Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam bersabda: “Barangsiapa melaksankan shaum Ramadhan kemudian dilanjutukan dengan shaum 6 hari di bulan Syawal maka seakan-akan ia telah shaum selam setahun penuh.” (H.R Muslim). Hadist ini menunjukkan keutamaan puasa Syawal.
Waktu utama untuk mengerjakannya adalah di awal bulan Syawal. Bisa dilakukan secara berurutan, tetapi bisa juga tidak urut waktunya. Adapun mana yang lebih dahulu dikerjakan jika memiliki hutang puasa Ramadhan atau puasa Syawal. Ada ikhtilaf (perbedaan pendapat) tetapi yang lebih shahih adalah mengganti puasa Ramadhan terlebih dahulu baru kemudian menjalankan puasa Syawal. Bagaimanapun kewajiban lebih utama dari sunnah.
5. Puasa pada 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Puasa di bulan Dzulhijjah memang secara khusus di perintahkan nabi adalah ketika puasa Arafah. Akan tetapi, ulama memeperbolehkan puasa di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Hal ini dikarenakan ada hadist secara umum yang menyebutkan keutamaan amalan di hari-hari ini.
Rosululloh bersabda “Tidak ada amal yang lebih afdhal dibanding amal pada hari-hari ini.” Mereka bertanya: “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apa pun.” (HR. Bukhari No. 969)
6. Puasa di Bulan Sa’ban
Dari Aisyah, Ummul Mukminin RA beliau berkata, “ Rasullullah Solallohu Alaihi Wasalam melaksanakan shaum hingga kami mengatakan beliau tidak pernah berbuka dan beliau berbuka (tidak shaum) hingga kami katakana beliau tak pernah shaum. Dan saya tidak melihat beliau menyempurnakan shaum sebulan penuh selain Ramadhan dan saya juga tidak melihat beliau lebih banyak menjalankan shaum dalam satu bulan kecuali di bulan sya’ban.” (HR. Muslim)
Dari hadis di atas kita bisa memahami bahwa di bulan Sa’ban (menjelang Ramadhan) Rosululloh banyak melakukan puasa. Maka perbanyaklah berpuasa ketika memasuki bulan Sa’ban ini.
7. Puasa Ayyamul Bidh
Ada yang menyebut puasa Ayyamul Bidh sebagai puasa mutih, karena memang puasa ini dilakukan ketika pertengahan bulan Hijriah. Sekali lagi bulan Hijriah, bukan Masehi. Waktu untuk melakukan puasa ini adalah setiap bulan Hijriah tanggal 13, 14 dan 15 sebagaiman dalam sebuah hadist disampaikan. Dari Abu Dzar berkata, “Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam menyuruh kami shaum tiga hari setiap bulan, yaitu pada hari ketiga belas,empat belas, dan lima belas. Beliau berkata “Itu seperti shaum setahun.” (H.R An Nasa’i)
8. Puasa di Bulan Muharram
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima waktu) adalah shalat malam.“ (H.S.R. Muslim)
Dari hadist ini jelas bahwa puasa yang utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram atau bulan Syura. Tidak ada waktu khusus terkait puasa bulam Muharram ini kecuali puasa Assyuranya, karena memang ada perintah khusus terkait puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharram.
9. Puasa ‘Assyuura dan Tasu’a
Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam ditanya tentang shaum pada hari Asyura’ maka beliau bersabda, “ Akan menghapus dosa setahun yang lampau” (HR. Muslim)
Puasa di bulan Muharram dikerjakan tanggal 10 Muharram. Dianjurkan juga untuk berpuasa sehari baik sebelum maupun sesudahnya sebagai upaya menyelisihi orang Yahudi yang juga berpuasa ditanggal 10 bulan Muharram.
10. Puasa Bagi Yang Masih Bujang (Belum Menikah)
Musuh manusia Syetan itu masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Maka kita dianjurkan mempersempit lajunya dengan berpuasa. Bagi seorang pemuda tentu nafsyu shahwat kerap kali muncul. Apalagi di zaman sekarang dimana mudah sekali dijumpai hal-hal yang memancing syahwat para pemuda. Maka jauh-jauh hari Rosululloh Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam memperingatkan dalam sabdanya “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kalian yang telah memiliki kemampuan untuk menikah, maka hendaklah segera menikah, karena menikah akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah shaum karena shaum akan menjadi perisai baginya.” ( HR. Bukhari dan Muslim)
Sobat muda demikian beberapa Puasa Sunnah Sepanjang Masa. Mudah-mudahan kita bersemangat untuk mengamalkan dan dapat menggapai keutamaanya. Wallohu'alam bi Sowab.(ippm-baiturrohim.blogspot.com)
Hal yang bisa kita ambil dari kisah sahabat Bilal adalah istiqomahnya dalam beramal. Setiap Muslim idealnya memang punya amalan andalan. Silahkan kepada Sobat muda untuk memilih amalan apa yang kelak menjadi andalan kita ketika nertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Salah satu alternatif pilihan amalan ingin saya bagikan kepada Sobat muda adalah amalan Puasa Sunnah. Orang yang ahli puasa kelak akan masuk pintu Syurga Arroyan, pintu kesegaran. Pintu yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Tertarikah Sobat muda? Mari kita pelajarai apa saja macam Puasa Sunnah Sepanjang Masa.
1. Puasa Senin-Kamis
Puasa ini yang selalu di lazimkan oleh Nabi Muhammad Solallohu Alaihi wasalam selama hidupnya. Beliau paling sering menjalankan puasa Senin Kamis ini. Sehingga puasa Senin Kamis identik dengan puasanya Nabi Muhammad. Adapaun dalil dari puasa Senin Kamis adalah berikut ini.
Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam bersabda: “Semua amal akan ditunjukkan (pada Allah) pada ahari Senin dan Kamis, maka aku suka jika saat amalku ditunjukkan, aku dalam kondisi Shaum.” ( Hadits Hasan riwayat at Tirmidzi) Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi disebutkan bahwa arti ditunjukkan adalah ditunjukkan kepada Allah.
2. Puasa Daud
Suatu saat ada sahabat yang mengutarakan keinginannya untuk selalu berpuasa tanpa ada jeda, terus menerus atau diistilahkan puasa Wishal. Namun hal itu dilarang oleh Nabi Solalallohu Alaihi Wasalam, beliau menyampaikan puasa yang paling dekat jarak adalah puasa Daud yaitu sehari puasa, sehari tidak dan begitu seterusnya.
Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam bersabda “Shalat yang paling disukai Allah adalah shalat Dawud dan shaum yang paling disukai Allah adalah shaum Dawud. Ia tidur setengah malam dan bangun pada sepertiganya dan tidur lagi pada seperenamnya, ia berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (Mutafaq’alaih)
3. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, puasa sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Mengenai keutamaan puasa Arafah Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam bersabda: “Shaum pada hari Arafah akan menghapus dosa 2 tahun, tahun lalu dan tahun yang akan datang.” (H.R Muslim). Akan tetapi diperbolehkan juga sebelum tanggal 9 Dzulhijjah untuk berpuasa yaitu tanggal 8 Dzulhijjah (puasa Tarwiyah) bahkan di awal-awal bulan Dzulhijjah.
4. Puasa Syawal (6 hari)
Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam bersabda: “Barangsiapa melaksankan shaum Ramadhan kemudian dilanjutukan dengan shaum 6 hari di bulan Syawal maka seakan-akan ia telah shaum selam setahun penuh.” (H.R Muslim). Hadist ini menunjukkan keutamaan puasa Syawal.
Waktu utama untuk mengerjakannya adalah di awal bulan Syawal. Bisa dilakukan secara berurutan, tetapi bisa juga tidak urut waktunya. Adapun mana yang lebih dahulu dikerjakan jika memiliki hutang puasa Ramadhan atau puasa Syawal. Ada ikhtilaf (perbedaan pendapat) tetapi yang lebih shahih adalah mengganti puasa Ramadhan terlebih dahulu baru kemudian menjalankan puasa Syawal. Bagaimanapun kewajiban lebih utama dari sunnah.
5. Puasa pada 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Puasa di bulan Dzulhijjah memang secara khusus di perintahkan nabi adalah ketika puasa Arafah. Akan tetapi, ulama memeperbolehkan puasa di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Hal ini dikarenakan ada hadist secara umum yang menyebutkan keutamaan amalan di hari-hari ini.
Rosululloh bersabda “Tidak ada amal yang lebih afdhal dibanding amal pada hari-hari ini.” Mereka bertanya: “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apa pun.” (HR. Bukhari No. 969)
6. Puasa di Bulan Sa’ban
Dari Aisyah, Ummul Mukminin RA beliau berkata, “ Rasullullah Solallohu Alaihi Wasalam melaksanakan shaum hingga kami mengatakan beliau tidak pernah berbuka dan beliau berbuka (tidak shaum) hingga kami katakana beliau tak pernah shaum. Dan saya tidak melihat beliau menyempurnakan shaum sebulan penuh selain Ramadhan dan saya juga tidak melihat beliau lebih banyak menjalankan shaum dalam satu bulan kecuali di bulan sya’ban.” (HR. Muslim)
Dari hadis di atas kita bisa memahami bahwa di bulan Sa’ban (menjelang Ramadhan) Rosululloh banyak melakukan puasa. Maka perbanyaklah berpuasa ketika memasuki bulan Sa’ban ini.
7. Puasa Ayyamul Bidh
Ada yang menyebut puasa Ayyamul Bidh sebagai puasa mutih, karena memang puasa ini dilakukan ketika pertengahan bulan Hijriah. Sekali lagi bulan Hijriah, bukan Masehi. Waktu untuk melakukan puasa ini adalah setiap bulan Hijriah tanggal 13, 14 dan 15 sebagaiman dalam sebuah hadist disampaikan. Dari Abu Dzar berkata, “Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam menyuruh kami shaum tiga hari setiap bulan, yaitu pada hari ketiga belas,empat belas, dan lima belas. Beliau berkata “Itu seperti shaum setahun.” (H.R An Nasa’i)
8. Puasa di Bulan Muharram
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima waktu) adalah shalat malam.“ (H.S.R. Muslim)
Dari hadist ini jelas bahwa puasa yang utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram atau bulan Syura. Tidak ada waktu khusus terkait puasa bulam Muharram ini kecuali puasa Assyuranya, karena memang ada perintah khusus terkait puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharram.
9. Puasa ‘Assyuura dan Tasu’a
Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam ditanya tentang shaum pada hari Asyura’ maka beliau bersabda, “ Akan menghapus dosa setahun yang lampau” (HR. Muslim)
Puasa di bulan Muharram dikerjakan tanggal 10 Muharram. Dianjurkan juga untuk berpuasa sehari baik sebelum maupun sesudahnya sebagai upaya menyelisihi orang Yahudi yang juga berpuasa ditanggal 10 bulan Muharram.
10. Puasa Bagi Yang Masih Bujang (Belum Menikah)
Musuh manusia Syetan itu masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Maka kita dianjurkan mempersempit lajunya dengan berpuasa. Bagi seorang pemuda tentu nafsyu shahwat kerap kali muncul. Apalagi di zaman sekarang dimana mudah sekali dijumpai hal-hal yang memancing syahwat para pemuda. Maka jauh-jauh hari Rosululloh Rasulullah Solallohu Alaihi Wasalam memperingatkan dalam sabdanya “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kalian yang telah memiliki kemampuan untuk menikah, maka hendaklah segera menikah, karena menikah akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah shaum karena shaum akan menjadi perisai baginya.” ( HR. Bukhari dan Muslim)
Sobat muda demikian beberapa Puasa Sunnah Sepanjang Masa. Mudah-mudahan kita bersemangat untuk mengamalkan dan dapat menggapai keutamaanya. Wallohu'alam bi Sowab.(ippm-baiturrohim.blogspot.com)
Post a Comment