Header Ads

test

Rahasia Jendral Sudirman

Sobat muda ikhwah fiddin...Artikel kali ini saya akan membahas salah satu tokoh inspiratif bagi kita semua. Namanya sudah sangat familiar di telinga kita yaitu Jendral Soedirman. Nama Jendral pertama bangsa Indonesia ini, pasti ada di tengah-tengah kota sebagai nama jalan. Bahkan salah satu universitas di Jawa bagian selatan mengabadiakan namanya sebagai nama Unversitasnya yaitu Universitas Jendral Sudirman atau Unsoed.
Saya mengenal Beliau pertama tentu lewat pelajaran saat sekolah, tetapi tampak biasa saja sampai suatu saat ada ulama menyebut Beliau sebagai salah satu refrensi untuk dijadikan idola. Mulai muncul perasaan penasaran sebenarnya bagaimana sosok dan kepribadian beliau sehingga patut dijadikan teladan.
Maka saya mulai mencari biografi Jendral Sudirman, alkhamdulillah saya berhasil mendapatkannya. Ternyata memang benar, Beliau memang sosok yang luar biasa. Tidak mengherankan, walaupun jasadnya sudah lama terkubur, tetapi namanya masih harum dan menginspirasi banyak orang.
Dari biografi Jendral Sudirman ini saya mendapatkan beberapa rahasia dibalik kebesaran Beliau sehingga beliau patut dijadikan salah satu Guru Bangsa. Apa saja sobat? Mari kita lanjutkan.

1. Taat Beribadah

Hal yang paling menonjol dari kepribadian Beliau adalah adalah ketaatan Beliau dalam beribadah. Ini yang menurut saya paling istimewa dibanding tokoh pahlawan lainnya. Dari kecil beliau sangat rajin beribadah. Pernah suatu saat Sudirman kecil bermain bersama adiknya, ketika mendengar suara Adzan Sudirman kecil mengajak adiknya bergegas menuju Masjid. Bentuk ketaatan lainya adalah Sudirman itu tidak pernah lepas dari Shalat Tahajud. Ketika Sudirman mendapati permasalahan hidup atau menemui pilhan hidup yang sulit, Beliau bangun malam untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar dipermudah dan diberi jalan keluar. Kemudian beliau juga rajin menjalankan puasa Sunah Senin-Kamis. Mungkin kebiasaan-kebiasaan ibadah inilah yang menjadikan beliau sosok yang di segani dan berwibawa walaupun usianya masih sangat muda.

2. Rendah Hati
Rendah hati adalah sifat sekaligus prinsip yang Beliau pegang dalam menjalani hidup, lihat saja pakaian Beliau semasa menjadi Jendral memakai blankon dan mantol besar tampak seperti orang biasa. Itu bukan hal yang mengherankan karena sejak kecil beliaupun bersikap demikian. Sudirman sewaktu kecil dijadikan anak angkat oleh Bibi dari ibunya yang dari kalangan priyayi. Akan tetapi, walaupun berstatus sebagai anak priyayi, Sudirman kecil melakukan hal yang tidak dilakukan oleh seorang anak priyayi seperti menimba air, membawa kayu bakar dan pekerjaan orang kecil lainnya. Padahal saat itu Sudirman kecil juga tidak tahu bahwa dirinya hanya seorang anak angkat. Kemudian bukti kerendah hatian Sudirman lainya saat Sudirman terpilih menjadi Panglima Besar mengalahkan kandidat unggulan lainya seperti Urip Sumoharjo, Beliau tidak lantas membusungkan dada, tetapi beliau malah menundukkan kepala sembari berdoa kepada Allah agar diberi kemantapan dan kekuatan untuk mengemban amanah besar itu.

3. Teguh pendirian
Rahasia prinsip ini sudah tidak asing lagi dari sosok Jendral Sudirman. Sewaktu muda dalam suatu kemah kepanduan Hizbul Wathan di daerah Baturraden terjadi hujan lebat sehingga tenda banyak kebanjiran saat itu semua peserta kemah meninggalkan tenda. Namun ketika diajak juniornya, Sudirman menolak, tetap teguh di tenda beliau malah meyampaikan ini adalah sebuah latihan agar kita kuat ketika menghadapi masa depan yang sulit. Ketika terjadi genjatan senjata dengan Belanda setelah agresi militer Belanda I. Jendral Sudirman mewakili pihak militer Bangsa Indonesia untuk berunding di Jakarta. Akan tetapi ketika hendak masuk ke kota Jakarta, rombongan Belia ditolak Belanda. Pihak Belanda membolehkan Jendral Sudirman masuk dengan syarat Beliau masuk sendiri tanpa dikawal. Menyikapi hal tersebut Beliau berujar mantap bahwa beliau menolak untuk berunding karena Belanda tidak menghargai seorang Jendral dari suatu negara yang berdaulat sebagaimana di negara lainya yaitu dengan dikawal. Maka setelah itu rombongan Jendral Sudirman kebali bertolak ke Jogjakarta yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia. Ketika belum sampai Jogja beliau mendapat kabar bahwa pihak Belanda mengizinkan Beliau masuk dengan dikawal. Akan tetapi, walaupun demikian Beliau tetap melanjutkan perjalanan ke Jogja.

4. Disiplin
Sikap disiplin alalah prinsip rahasia hidup beliau selanjutnya. Karakter ini terbentuk khususnya karena kegiatan kepanduannya bersama Hizbul Wathan. Selain itu juga dari gemblengan guru ngaji Beliau Kyai Busyro saat Sudirman berusia 25 tahun sebagaimana penuturan Abdul Malik anak dari Amrulloh teman Sudirman “Salah satu cerita yang pernah saya dengar, meskipun dalam keadaan berpuasa, Sudirman diperintahkan melakukan pekerjaan keras memotong beberapa pohon yang ada di dekat pesantren. Batang-batang pohon itu kemudian diseretnya. Lalu dimasukkan ke dalam kolam atau empang. Pekerjaan itu dilakukan sendirian tanpa dibantu siapapun. Setelah matahari terbenam, batang pohon itu harus dikeluarkan lagi dari kolam,” Jawab Abdul Malik. Sikap keteguhan dan disiplin beliau juga tampak terlihat ketika ada Koran Belanda mengejek Beliau saat dilantik menjadi Jendral dengan ungkapan “Bangsa Indonesia Mengangkat Guru SD Sebagai Panglima”. Beliau tetap teguh dan disiplin menjalankan tugasnya sebagai pemimpin tertinggi Tentara Nasional Indonesia saat itu.

5. Ikhlas
Iklhas adalah prinsip terakhir yang paling terlihat dari sosok Sudirman. Bagaimana tidak, selama hidup beliau tidak jauh dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Puasa dan shalat malam yang secara tidak langsung akan melatih keikhlasan Beliau. Lihatlah ketika TBC menggrogoti paru-paru beliau. Dalam keadaaan masih sakit beliau justru memohon izin kepada Presiden Soekarno untuk memimpin langsung perang gerilnya. Dengan berat Presiden mengizinkan Jendral Sudirman untuk berperang gerilnya melawan Belanda. Dari desa satu ke desa lainya, dari hutan satu ke hutan lainnya beliau jalani walau batuk sering mendera. Beliau menyusuri tempat terpencil dengan ditandu pengikutny untuk mengatur strategi melawan Belanda. Tahukah apa yang dibawa Beliau ketika hendak meninggalkan Jogjakarta untuk bergerilya? Yang di bawa Beliau adalah emas kepunyaan istrinya untuk digunakan membantu perjuangan. Suhanalloh.

Sobat muda itulah sedikit gambaran prinsip dan kepribadian beliau. Sobat muda akan lebih dalam lagi menyelami kepribadian Beliau ketika membaca biografinya. Jendral Sudirman seorang Panglima Besar Bangsa Indonesia guru dan teladan bangsa yang wibawanya tetap terasa meski jasadnya sudah tidak ada.(ippm-baiturrohim.blogspot.com)

1 comment:

Trimakasih Sudah Berkenan Berkomentar