Indahnya Ukhuwah Islamiyah
(IPPM Baiturrohim Hiking Curug Mandala Jeruklegi, 2010)
Khutbah Pertama
Jamaah Jum’at Rohimahumulloh…
Alhamdulillah puji syukur marilah
senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala yang telah melimpahkan nikmat kepada kita yang sekiranya nikmat
itu kita tulis dengan dengan ranting sebagai pena dan lautan sebagai tintanya,
itupun belum cukup untuk menulis nikmatnya dan dari kesemua nikmat itu nikmat
yang perlu kita syukuri di atas segalanya adalah nikmat iman. Nikmat yang tidak
semua manusia mendapatkannya nikmat yang hanya diperuntukkan kepada
manusia-manusia terpilih yang menjadi kunci meraih kebahaagiaan dunia dan
akhirat.
Shalawat serta salam mari senatiasa kita sanjungkan
kepada uswatun khasanah kita yaitu
nabi Muhammad Solallohu Alaihi Wasasalam.
Rosul penutup para nabi dan Rosul terdahulu yang membawa risalah Islam sebagai
way of life, jalan hidup, jalan keselamatan manusia menuju hari kebangkitan. Shalawat juga
semoga tercurah kepada para Sahabat dan pengikutnya yang senantiasa
menghidupkan sunah-sunahnya.
Dalam kesempatan yang baik ini
khotib mengigatkan kepada diri sendiri dan jama’ah sekalian untuk senantiasa meningkatkan
kualitas taqwa kita yaitu dengan berusaha menjalankan apa yang diperintahkan
dan menjauhi segala larangan-laranNya. Izinkan pada kesempatan yang baik ini
khotib menyampaikan khutbah dengan judul Indahnya Ukhuwah Islamiyah.
Jama’ah Jum’at Rahimahumulloh…
Dalam kamus bahasa arab
Ukhuwwah (الأُخُوَّة ) berarti persaudaraan. Jika kita sebut Ukhuwwah al-Islamiyyah
ini berarti Ukhuwwah yang terjalin antar muslim karena ke-islaman-nya, bukan
karena faktor lain. Dan persaudaraan inipun juga ada karena rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
y#©9r&ur ú÷üt/ öNÍkÍ5qè=è% 4
öqs9 |Mø)xÿRr& $tB Îû ÇÚöF{$# $YèÏHsd !$¨B |Møÿ©9r& ú÷üt/ óOÎgÎ/qè=è% £`Å6»s9ur ©!$# y#©9r& öNæhuZ÷t/ 4
¼çm¯RÎ) îÍtã ÒOÅ3ym ÇÏÌÈ
“Dan yang mempersatukan hati mereka
(orang-orang yang beriman). walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang
berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi
Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha
Bijaksana.” (Al-An Faal : 63)
Ukhuwah merupakan
satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi
karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu pertama, kekuatan
iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Dan ketiga, kekuatan
kepemimpinan dan senjata.
Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah saw membangun
masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan
mengeksiskan umat Islam menjadi kekuatan baru dan meruntuhkan dua empirium
besar saat itu yaitu Kerajaan Romawi di barat dan Persia di Timur dalam waktu
kurang dari setengah abad. Dan sampai saat ini tidak kurang dari 22.43 % dari 7
milyar penduduk bumi (2.1 M) memeluk agama Islam yang menempatkan Agama Islam
menjadi agama dengan pemeluk sejagat. (www.30 days.net) Masyallah..
Jamaah
yang semoga di Rahmati Allah…
Kita bisa menyaksikan sejarah mencatat bahwa Ukhuwah
Islamiyah ini mempersatukan antara kaum Muhajirin dan Ansor serta
kabilah-kabilah arab yang sebelumnya selalu diwarnai dengan perselisihan.
Persaudaraan yang melepas sekat yang dulu membatasi berupa kedudukan, ras dan
golongan. Dan memang begitulah Islam mengajarkan, yang melihat kemuliaan manusia
dari ketakwaanya:
4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4
ÇÊÌÈ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”(al-Hujarat
: 13)
Dan
begitu banyak dalil baik dari al Quran maupun hadist yang menjelaskan tentang Ukhuwah
Islamiyah.
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷uqyzr& 4
(#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara,
sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Al-Hujarat: 10).
Ayat di atas menunjukkan bahwa mukmin itu pasti bersaudara. Dan
tidak ada persaudaraan kecuali dengan keimanan. Jika kita melihat ada yang
bersaudara bukan karena iman, maka ketahuilah itu adalah persaudaraan dusta.
Tidak memiliki akar dan tidak memiliki buah.
Jika kita melihat iman tanpa persaudaraan, maka itu adalah iman
yang tidak sempurna, belum mencapai derajat yang diinginkan, bahkan bisa
berakhir dengan permusuhan. Allah berfirman: “Teman-teman akrab pada hari
itu sebagiannya menjadi musuh sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang
bertakwa.” (QS: Al-Zukhruf: 67).
Mukminin itu layaknya sebuah tubuh yang saling melengkapi dan
berkoordinasi. Maka layaknya tubuh juga kaum muslimin juga harus bisa merasakan, peka, peduli dan empati terhadap permasalahan
saudaranya.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ
فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا
اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
"Perumpamaan kaum mukminin dalam
cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika
salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut
merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam."(HR.al-Bukhâri Muslim).
Jamaah Jumat yang berbahagia
Ukhuwah memiliki banyak sekali keutamaan. Pertama, dengan ukhuwah kita bisa merasakan manisnya iman.
Rasulullah Saw. bersabda: “Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya
iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya
sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran
sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Imam
Bukhari).
Kedua, dengan ukhuwah kita akan berada di bawah naungan
cinta Allah dan dilindungi dibawah Arsy-Nya. Di akhirat Allah berfirman: “Di
mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan
menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR.
Imam Muslim). Rasulullah Saw. bersabda: “Ada seseorang yang mengunjungi
saudaranya di sebuah desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikat-Nya.
Ketika berjumpa, malaikat bertanya, “Mau kemana?” Orang tersebut menjawab,
“Saya mau mengunjungi saudara di desa ini.” Malaikat bertanya, “Apakah kau
ingin mendapatkan sesuatu keuntungan darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Aku
mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat pun
berkata, “Sungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa
Allah telah mencintaimu, sebagaimana kau mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR.
Imam Muslim).
Jamaah yang berbahagia…
Ketiga, dengan ukhuwah kita akan menjadi ahli surga di
akhirat kelak. Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang mengunjungi orang
sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru,
‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah
mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR. Imam Al-Tirmizi). Rasulullah Saw.
Bersabda: “Sesungguhnya di sekitar arasy Allah ada mimbar-mimbar dari cahaya.
Di atasnya ada kaum yang berpakaian cahaya. Wajah-wajah mereka bercahaya.
Mereka bukanlah para nabi dan bukan juga para syuhada. Dan para nabi dan
syuhada cemburu pada mereka karena kedudukan mereka di sisi Allah.” Para
sahabat bertanya, “Beritahukanlah sifat mereka wahai Rasulallah. Maka Rasul
bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah,
bersaudara karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah.” (Hadis yang ditakhrij
Al-Hafiz Al-Iraqi, ia mengatakan, para perawinya tsiqat).
Keempat, bersaudara karena Allah adalah amal mulia yang akan
mendekatkan seorang hamba dengan Allah. Rasul pernah ditanya tentang derajat
iman yang paling tinggi, beliau bersabda, “…Hendaklah kamu mencinta dan
membenci karena Allah…” Kemudian Rasul ditanya lagi, “Selain itu apa wahai
Rasulullah?” Rasul menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain sebagaimana
kamu mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci bagi orang lain
sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” (HR. Imam Al-Munziri).
Kelima, dengan ukhuwah dosa-dosa kita akan diampuni oleh
Allah. Rasulullah Saw bersabda: “Jika dua orang Muslim bertemu dan
kemudian mereka saling berjabat tangan, maka dosa-dosa mereka hilang dari kedua
tangan mereka, bagai berjatuhan dari pohon.” (Hadis yang ditkhrij oleh Al-Imam
Al-Iraqi, sanadnya dha’if).
Jamaah Jumat Rahimahumulloh…
Mengenai Ukhuwah
Islamiyah, Rosul dan parasahabat juga menjadi teladan yang luar biasa
diantara dikisahkan... Ada salah seorang sahabat yang kedatangan seorang tamu,
kemudian sahabat tersebut bertanya kepada istrinya, “Apakah kamu memiliki
sesuatu untuk menjamu tamu. Istrinya pun menjawab, “Tidak ada, hanya makanan
yang cukup untuk anak-anak kita”. Lalu sahabat tersebut berkata, “Sibukkanlah
anak-anak kita dengan sesuatu (ajak main), kalau mereka ingin makan malam, ajak
mereka tidur. Dan apabila tamu kita masuk (ke ruang makan), maka padamkanlah
lampu. Dan tunjukkan kepadanya bahwa kita sedang makan bersamanya. Mereka duduk
bersama, tamu tersebut makan, sedangkan mereka tidur dalam keadaan menahan
lapar. Tatkala pagi, pergilah mereka berdua (sahabat dan istrinya) menuju
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam memberitakan (pujian Allah Ta’ala terhadap mereka berdua), “Sungguh
Allah merasa heran/kagum dengan perbuatan kalian berdua terhadap tamu kalian).
maka Allah menurunkan ayat (QS. Al Hasyr ayat 9)”
tûïÏ%©!$#ur râä§qt7s? u#¤$!$# z`»yJM}$#ur `ÏB ö/ÅÏ=ö7s% tbq7Ïtä ô`tB ty_$yd öNÍkös9Î) wur tbrßÅgs Îû öNÏdÍrßß¹ Zpy_%tn !$£JÏiB (#qè?ré& crãÏO÷sãur
#n?tã öNÍkŦàÿRr& öqs9ur tb%x. öNÍkÍ5 ×p|¹$|Áyz 4
`tBur s-qã £xä© ¾ÏmÅ¡øÿtR Í´¯»s9'ré'sù ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÒÈ
“Dan orang-orang yang telah
menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka
(Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka
terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun
mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
mereka Itulah orang orang yang beruntung”
Khutbah Kedua
Jamaah Jumat yang Berbahagia…
Dari khutbah pertama kita bias memahami betapa luar biasanya
Ukhuah Islamiyah yaitu persaudaraan karena Iman persaudaraan yang lebih dekat
dari ikatan darah. Persaudaraan karena Allah yang mengikat segala macam
perbedaan.
Dan hendaknya semangat Ukhuwah ini menjadi dasar kita
bersikap dan bergaul terhadap sesame Muslim. Bagaimanapun keadaanya, jika
seseorang masih Muslim maka pantang untuk menyakitinya dan tentu mereka lebih
layak kita bela, kita lindungi kita cintai dibandingkan manusia selainnya.
Itulah persaudaraan karena Iman karena Islam. Semoga kelak Allah juga mempersaudarakan kita di
Surganya. Wallohualam bi Sowab.
Post a Comment