Diary Mujahidin Suriah
IPPM Baiturrohim~Mujahidin gelar mulia yang sekarang malah dihindari oleh sebagian kaum Muslim. Keutamaan Mujahidin yang dahulu menjadi dambaan Muslim seolah kalah hanya karena takut dilabeli Teroris.
Isu teroris yang dihembuskan oleh musuh-musuh Allah benar-benar sukses mengubah mindset kaum Muslimin. Sehingga isu ini berhasil menjauhkan kaum Muslim dari ruh jihad, jangankan berjihad berbicara dan menulis artikel tentang jihad saja takut dianggap teroris. Itulah perasaan yang pernah hinggap di dalam hati dan pikiran saya, astagfirulloh. Jangan-jangan Anda juga menuduh saya teroris hanya gara-gara artikel di blog ini membahas masalah Jihad. Naudzubillah.
Sobat Muda Rahimahumulloh apapun prasangka kita terhadap Mujahidin, ketahuilah bahwa sampai kiamat pasti akan ada para Mujahidin yang berjuang dan berperang membela agama Allah.
Dalam hadits riwayat Abu Dawud dan yang lain dari Anas bin Malik ra ia berkata, Rosululloh Solallohu Alaihi Wasalam bersabda :
(وَالْجِهَادُ مَاضٍ مُنْذُ بَعَثَنِيَ اللهُ إِلَى أَنْ يُقَاتِلَ آخِرُ أُمَّتِيْ الدَّجَّالَ لاَ يُبْطِلُهُ جُوْرُ جَائِرٍ وَلاَ عَدْلُ عَادِلٍ)
“Jihad akan tetap berjalan sejak Alloh mengutusku hingga umatku yang terakhir memerangi Dajjal, ia tidak akan dihentikan oleh kejahatan orang jahat ataupaun keadilan orang adil.”
Atau dalam Shohih Bukhori Muslim serta kitab hadits lain, redaksinya milik Muslim, dari Jabir Nabi Solallohu Alaihi Wasalam bersabda :
(لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى اْلحَقِّ ظَاهِرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ)
“Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka menang, hingga hari kiamat tiba.”
Sobat Muda berikut ini ada kisah Mujahidin Suriah yang sempat menjadi perbincangan hangat dan tak henti-hentinya membuat banyak orang tertegun kagum. Kisah ini berawal dari ditemukannya Jasad seorang Mujahidin Suriah setelah terjadi baku tembak dengan tentara Nushairiyyyah. Para Mujahidin Suriah mendapati tanda-tanda kesyahidan pada pemuda 16 tahun ini (mudah-mudahan termasuk syahid-red). Keterkejutan itu ditambah lagi dengan di temukannya buku diary (harian) sang Mujahid selama 1 pekan terakhir di bumi Jihad Suriah. Hal mengejutkannya adalah di dalam buku diarynya ditulis hal yang dianggap dosa dan kesalahan tatkala ia sedang beramal Jihad, Ribath, berjaga di front pertempuran.
Senin : Aku tidur tanpa mengambil air wudhu terlebih dahulu.
Selasa : Aku tertawa terbahak-bahak dengan suara yang amat keras.
Rabu : Aku menyelesaikan Qiyamul lail (Shalat malam) dengan tergesa-gesa.
Kamis : Tatkala aku sedang beristirahat dan bermain bola dengan teman yang lain, aku mencetak
angka, memasukan bola ke gawang lawan. Dan saat itu menyelusup di batinku rasa
bangga/ujub.
Jumat : Aku hanya bersolawat 700 kali, padahal seharusnya 1000 kali.
Sabtu : Salah satu komandan Mujahidin mendahuluiku ketika memberikan salam.
Ahad : Aku lupa berdzikir pagi.
Masyallah betapa kita perlu mencontoh Mujahid Muda ini. Walaupun dia sedang berada di puncak amal, Sang Mujahid Muda tetap rendah hati bahkan sempat menghisab kesalahan dan dosanya. Pertanyaannya bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menghisab diri kita? Padahal setiap hari kita hidup dalam lingkaran dosa dan kemaksiatan. Wallohu’alam.
Daftar Pustaka :
Media Dakwah News edisi 51 tahun 2014 hal 9-10.
Post a Comment